Kalau dengar kata Prancis, yang langsung terbayang biasanya menara Eiffel, croissant hangat, atau dunia mode yang elegan. Padahal, kalau kamu perhatikan lebih dekat, ada banyak kebiasaan sehari-hari orang Prancis yang unik dan jarang diceritakan di panduan wisata. Hal-hal kecil inilah yang justru bikin pengalaman di sana terasa lebih hidup dan berbeda.
1. Budaya “Apéro”, Lebih dari Sekadar Minum Sore
Sore hari di Prancis sering diwarnai tradisi bernama apéro. Biasanya orang-orang berkumpul sebelum makan malam, menikmati segelas anggur ringan, bir, atau bahkan jus, ditemani camilan sederhana seperti zaitun, keju, atau roti. Suasana yang tercipta hangat dan santai, mirip dengan obrolan sore di teras rumah.
Buat orang Prancis, apéro bukan sekadar soal minum dan makan. Itu momen untuk mempererat hubungan, berbagi cerita, atau sekadar melepas lelah setelah seharian bekerja. Kalau di Indonesia, mungkin serupa dengan nongkrong bareng teman—hanya saja, versinya lebih elegan dan penuh tradisi.
2. Salam dengan “La Bise” yang Bikin Bingung
Kalau bertemu orang di Prancis, jangan heran kalau mereka langsung memberi salam dengan la bise, cium pipi kanan-kiri. Uniknya, jumlah bise tidak sama di setiap daerah. Ada yang cukup dua kali, ada yang tiga kali, bahkan ada yang sampai empat kali.
Kebiasaan ini sering bikin pendatang kebingungan. Salah hitung bisa berakhir canggung, tapi biasanya justru jadi bahan tawa bersama. Di balik gestur itu, ada makna tentang keramahan dan keterbukaan. La bise bukan hanya salam, tapi cara orang Prancis menunjukkan kehangatan.
3. Pasar Mingguan, Lebih dari Sekadar Tempat Belanja
Setiap minggu, kota-kota kecil di Prancis menggelar marché atau pasar mingguan. Produk segar seperti sayur, buah, hingga keju khas daerah dijajakan dengan bangga. Warna-warni lapak dan aroma makanan khas menciptakan suasana yang sulit ditemukan di supermarket modern.
Yang menarik, pasar ini juga jadi ruang sosial. Orang-orang bertemu, saling menyapa, dan bertukar kabar. Rasanya lebih seperti perayaan kecil daripada sekadar belanja. Tradisi inilah yang membuat pasar mingguan tetap hidup, meskipun dunia sudah makin digital.
4. Baguette, Roti yang Jadi Simbol Nasional
Kalau di Indonesia ada nasi, di Prancis ada baguette. Hampir setiap hari orang mampir ke boulangerie untuk membeli roti segar. Saking melekatnya dengan kehidupan sehari-hari, tidak aneh melihat seseorang berjalan di jalan sambil menjepit baguette di ketiaknya.
Menariknya, pemerintah Prancis sampai membuat aturan resmi pada tahun 1993 untuk menjaga keaslian resep baguette tradisional. Dari tepung, air, garam, hingga cara memanggangnya diatur supaya identitas kuliner ini tetap terjaga. Jadi, setiap gigitan roti bukan sekadar makanan, tapi bagian dari budaya.
5. Festival Desa yang Penuh Warna
Selain festival besar seperti Bastille Day atau Cannes, desa-desa kecil di Prancis punya banyak perayaan unik. Ada festival bawang putih, perayaan keju kambing, sampai lomba lari dengan tong anggur. Semua dilakukan dengan suasana hangat dan penuh keceriaan.
Buat penduduk lokal, festival ini jadi ajang kumpul bersama keluarga dan tetangga. Ada musik rakyat, tarian, dan makanan khas yang membuat suasana terasa hidup. Buat turis yang kebetulan hadir, pengalaman ini jauh lebih otentik daripada sekadar menonton parade besar di kota.
Prancis bukan hanya soal Eiffel dan croissant, tapi juga tradisi kecil yang bikin hidup warganya berwarna. Dari apéro, salam la bise, pasar mingguan, baguette, hingga festival desa, semua memperlihatkan sisi lain Prancis yang hangat, unik, dan tak kalah menarik untuk dijelajahi. Cek artikel lainnya di lenterabasa.com, ya!