Follow Us:

Bagaimana Sih Budaya Minum Teh di Berbagai Belahan Dunia?

Teh bukan sekadar minuman hangat untuk menemani sore yang sepi. Di berbagai penjuru dunia, ia menyimpan makna yang jauh lebih dalam, mulai dari simbol persahabatan, bentuk penghormatan, hingga bagian dari ritual yang sarat tradisi. Menariknya, setiap budaya punya cara unik dalam menyeduh, menyajikan, dan menikmati teh. Yuk kita berkeliling dunia lewat kisah di balik secangkir teh.

1. Jepang: Teh sebagai Ritual yang Penuh Makna

Bagi masyarakat Jepang, menyeruput matcha bukan sekadar menikmati rasa teh hijau. Ada upacara khusus bernama chanoyu (茶の湯) atau sado (茶道), di mana setiap gerakan saat menyiapkan dan menghidangkan teh dilakukan dengan penuh kesadaran. Penataan ruangan, jenis peralatan, bahkan cara duduk, semua punya filosofi tersendiri.

Ritual ini mengajarkan kesederhanaan, rasa hormat, dan ketenangan. Saat mengikuti upacara teh, para tamu diajak untuk meninggalkan hiruk-pikuk dunia luar dan benar-benar hadir di momen tersebut. Teh pun berubah menjadi sarana meditasi yang menyejukkan hati.

2. Inggris: Teh sebagai Teman Sore

Di Inggris, teh identik dengan afternoon tea, tradisi minum teh sore hari yang ditemani kudapan manis dan gurih, seperti scone, sandwich, atau kue mungil. Kebiasaan ini mulai populer pada abad ke-19, ketika kalangan bangsawan mencari jeda santai di antara makan siang dan makan malam.

Jenis teh yang kerap disajikan adalah Earl Grey atau English Breakfast, biasanya diberi susu dan sedikit gula. Lebih dari sekadar minum, afternoon tea menjadi ajang bersosialisasi dengan nuansa elegan, di mana sopan santun tetap dijaga. Hingga kini, banyak hotel dan restoran di Inggris mempertahankan tradisi ini dengan sentuhan berkelas.

3. Maroko: Teh sebagai Tanda Keramahan

Di Maroko, teh mint (atay b’nana – أتاي بالنعناع) adalah lambang keramahtamahan. Teh hijau dicampur daun mint segar dan gula, lalu dituangkan dari teko tinggi ke gelas mungil. Tujuan menuang dari ketinggian bukan hanya estetika, cara ini membantu membentuk buih yang dianggap memperkaya rasa.

Menyajikan teh mint bagi tamu adalah tradisi yang tak terpisahkan. Bahkan, kunjungan singkat pun biasanya diiringi dengan suguhan ini. Menolak minum teh bisa dianggap kurang sopan, dan sering kali tamu akan ditawari beberapa gelas berturut-turut sebagai tanda kehormatan.

4. Tiongkok: Teh sebagai Seni dan Sejarah

Tiongkok dikenal sebagai tanah kelahiran teh, dengan sejarah ribuan tahun dan ragam jenis yang memukau, teh hijau, putih, oolong, hingga pu-erh yang difermentasi. Tiap daerah memiliki karakter rasa dan metode penyeduhan berbeda.

Salah satu yang terkenal adalah gongfu cha (工夫茶), teknik seduh yang menuntut ketepatan dalam suhu air, waktu, dan takaran daun. Bagi masyarakat Tiongkok, minum teh adalah kebiasaan harian sekaligus bentuk penghormatan pada tamu. Dalam acara keluarga atau pernikahan, penyajian teh bahkan menjadi simbol bakti dan rasa hormat pada orang tua.

Dari ketenangan ritual di Jepang, keanggunan afternoon tea Inggris, keramahan manis Maroko, hingga seni panjang Tiongkok, setiap budaya memberi warna berbeda pada secangkir teh. Rasa dan cara seduh mungkin beragam, tapi esensinya sama: menghubungkan manusia, menghangatkan suasana, dan memberi ruang untuk menikmati momen. Cek artikel lainnya di lenterabasa.com, ya!

© 2023 Lenterabasa