Musim gugur selalu punya pesonanya sendiri. Udara jadi lebih sejuk, dedaunan berubah warna, dan suasana terasa sedikit melankolis tapi hangat di waktu yang sama. Di beberapa negara, musim ini bukan cuma soal perubahan cuaca, tapi juga momen untuk berkumpul, bersyukur, dan menikmati hasil panen. Yuk, intip gimana tiga negara ini menyambut datangnya musim gugur dengan cara mereka masing-masing!
- Jepang – Merayakan Keindahan Alam Lewat Momijigari (紅葉狩り)
Di Jepang, musim gugur identik dengan tradisi momijigari (紅葉狩り), yaitu kegiatan menikmati keindahan daun-daun merah yang berguguran. Orang-orang biasanya pergi ke taman, gunung, atau kuil yang dipenuhi pohon maple dan ginkgo. Warna oranye, kuning, dan merah bercampur menciptakan pemandangan yang luar biasa. Biasanya, momen ini jadi waktu favorit untuk piknik bersama keluarga sambil makan bento dan menyeruput teh hangat.
Selain menikmati pemandangan, musim gugur di Jepang juga identik dengan kuliner musiman. Ada banyak makanan khas seperti ubi bakar, jamur matsutake, dan chestnut manis yang hanya muncul di periode ini. Di beberapa daerah, festival kecil digelar untuk merayakan hasil panen dan mengucap syukur pada alam. Buat banyak orang Jepang, musim gugur bukan hanya indah dipandang, tapi juga jadi simbol refleksi dan rasa terima kasih atas tahun yang telah berjalan.
- Korea Selatan – Festival Panen dan Kebersamaan dalam Chuseok (추석)
Kalau di Korea Selatan, musim gugur ditandai dengan perayaan besar bernama Chuseok (추석). Ini semacam hari Thanksgiving versi Korea, di mana keluarga besar berkumpul untuk berterima kasih kepada leluhur atas hasil panen. Orang-orang mudik ke kampung halaman, mengenakan hanbok (한복) tradisional, dan menyajikan makanan khas seperti songpyeon (송편), kue beras isi kacang yang dikukus dengan daun pinus.
Selain ritual penghormatan, suasana Chuseok (추석) juga diisi dengan banyak permainan dan tradisi rakyat. Ada tarian ganggangsullae (강강술래), lomba panahan, sampai permainan tradisional anak-anak di halaman rumah. Udara yang sejuk dan langit biru khas musim gugur membuat semuanya terasa hangat dan penuh nostalgia. Di tengah dunia modern yang serba cepat, Chuseok (추석) jadi pengingat pentingnya meluangkan waktu untuk keluarga dan menghargai akar budaya sendiri.
- Amerika Serikat – Dari Labu, Daun Kering, hingga Thanksgiving
Di Amerika Serikat, musim gugur adalah waktu yang paling ditunggu-tunggu banyak orang. Begitu bulan September datang, suasana langsung berubah: rumah dihiasi daun kering, labu oranye, dan aroma kayu manis mulai tercium di mana-mana. Halloween dan Thanksgiving jadi dua perayaan besar yang benar-benar menggambarkan semangat musim ini. Anak-anak berkeliling memakai kostum seram, sementara keluarga menyiapkan pesta besar di rumah.
Thanksgiving sendiri jadi momen paling khas. Biasanya keluarga berkumpul untuk makan malam besar dengan hidangan seperti kalkun panggang, pai labu, dan saus cranberry. Tapi di balik makan-makan itu, ada makna yang lebih dalam, ucapan syukur atas kebersamaan dan rezeki sepanjang tahun. Setelah semua selesai, banyak yang menutup malam dengan berjalan keluar rumah, menikmati udara dingin, dan melihat daun-daun terakhir yang tersisa di pepohonan.Musim gugur memang punya cara unik di setiap tempat. Di Jepang, ia datang dengan keheningan dan warna yang tenang. Di Korea, ia membawa kebersamaan dan tradisi leluhur. Sementara di Amerika, musim ini jadi ajang merayakan syukur dan kesenangan. Tiga cara yang berbeda, tapi semuanya punya benang merah yang sama: menikmati waktu, menghargai alam, dan bersyukur atas hidup yang terus berjalan. Cek artikel lainnya di lenterabasa.com, ya!
