Kalau di Indonesia atau negara-negara Barat, pose jari membentuk huruf “V” sering dipakai untuk bergaya di foto. Maknanya bisa macam-macam: damai, kemenangan, atau sekadar lucu. Namun di Rusia, cerita bisa jadi berbeda. Pose yang terlihat sepele ini kadang justru dianggap tidak sopan, bahkan bisa menyinggung orang lain kalau dilakukan sembarangan.
Buat orang Rusia, gerakan tubuh dan simbol tangan punya makna khusus yang dibentuk oleh sejarah dan kebiasaan sosial mereka. Misalnya, tanda “V” dengan telapak tangan menghadap ke dalam sering dipandang sebagai gestur menantang. Konteks inilah yang membuat pose jari “V” tidak selalu diterima dengan ramah. Jadi meski turis asing menganggapnya biasa, orang lokal bisa saja memaknainya lain.
- Gestur Tubuh yang Punya Bahasa Sendiri
Di Rusia, komunikasi non-verbal punya bobot yang besar. Orang bisa membaca maksud dan sikap lewat cara seseorang menatap, berjalan, atau menggerakkan tangan. Makanya, gestur yang terlihat biasa di mata kita bisa punya arti dalam di sana. Tanda “V” hanyalah salah satu contohnya.
Karena itu, orang Rusia cenderung berhati-hati memilih pose saat difoto. Mereka lebih sering memilih ekspresi serius, senyum tipis, atau gaya sederhana. Buat mereka, foto bukan hanya dokumentasi, tapi juga semacam “citra” yang merekam kesan seseorang. Itulah sebabnya gaya iseng seperti jari “V” kadang terasa kurang pantas dalam situasi tertentu.
2. Foto dan Kepercayaan Lokal
Selain soal pose, budaya berfoto di Rusia juga dipengaruhi takhayul yang diwariskan turun-temurun. Misalnya, ada anggapan bahwa jumlah orang di foto sebaiknya ganjil agar membawa keberuntungan. Ada pula kepercayaan bahwa foto bisa “menyimpan energi” seseorang, sehingga orang cenderung selektif dalam memilih bagaimana mereka difoto.
Hal-hal kecil seperti ini memang tidak selalu dijalani semua orang, terutama generasi muda, tapi tetap jadi bagian dari warna budaya Rusia. Jadi jangan kaget kalau saat kamu bergaya santai dengan jari “V”, orang lokal justru memilih pose lebih serius.
3. Belajar dari Perbedaan
Buat turis, aturan tak tertulis seperti ini bisa bikin bingung. Tapi justru di situlah menariknya. Dengan memahami kebiasaan lokal, kita belajar bahwa simbol yang sama bisa punya arti berbeda di tiap budaya. Di Indonesia misalnya, pose “V” dianggap ceria dan santai. Sementara di Rusia, gestur ini bisa terbaca lain dan kurang pantas.
Larangan atau ketidaknyamanan orang Rusia terhadap pose jari “V” mengingatkan kita bahwa setiap budaya punya cara sendiri dalam memaknai simbol dan gestur tubuh. Apa yang di satu tempat dianggap lucu atau wajar, bisa jadi dipandang berbeda di tempat lain. Karena itu, penting bagi wisatawan untuk peka dan menghormati kebiasaan lokal agar tidak menimbulkan kesalahpahaman. Pada akhirnya, memahami perbedaan seperti ini bukan hanya soal etika berfoto, tapi juga langkah kecil untuk menghargai keragaman budaya dunia. Cek artikel lainnya di lenterabasa.com, ya!